Senin, 20 April 2020

Seni Rupa Dua Dimensi Nusantara

Toming Sek
Cabang seni rupa berdasarkan wujudnya dibedakan menjadi seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi. Seni rupa 2 dimensi adalah seni rupa yang tertuang hanya pada dimensi panjang dan lebar. Karya seni rupa dua dimensi nusantara banyak jenisnya. Beberapa jenis kerajinan dua dimensi Nusantara diantaranya adalah kerajinan songket, batik, dan celup ikat. Kain songket, batik dan kain celup ikat dibuat dengan menggunakan bahan yang berbeda dan dengan teknik serta motof yang berbeda-beda pula. Berikut ini penjelasan mengenai karya kerajinan seni rupa dua dimensi Nusantara.

A. Kain Batik
Kain batik adalah jenis tekstil yang telah diberi gambar motif dengan cara ditulis tangan, dicap, atau gabungan keduanya. Dalam perkembangannya kain batik juga dibuat dengan cara dicetak. Kain batik yang dibuat dengan cara ditulis tangan disebut batik tulis sedangkan yang dibuat dengan cara dicap disebut batik cap.

Kain batik merupakan karya seni rupa nusantara yang dihasilkan dari beberapa daerah khususnya di daerah Jawa dan Bali. Beberapa daerah penghasil kain batik diantaranya adalah Pekalongan, Yogyakarta, Surakarta, Banyumas, Tasikmalaya, madura. Untuk memperoleh kain batik yang bagus diperlukan proses yang panjang.

Walaupun teknik yang diterapkan sama namun kain batik dari beberapa daerah di nusantara tersebut memiliki corak dan motif yang berbeda. Ragam hias batik diciptakan dalam kehidupan sehari – hari, berdasarkan kebiasaan penduduknnya, dari situlah muncul corak – corak yang membedakan antara daerah yang satu dan daerah yang lainnya karena adannya perbedaan kebudayaan di dalamnnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ragam hias batik antara lain adalah
  1. Letak geografis misalnya di daerah pesisir, akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan, mereka akan terinspirasi oleh alam sekitarnnya
  2. Sifat dan tata penghidupan daerah
  3. Kepercayaan dan adat yang ada di suatu daerah
  4. Keadaan alam sekitar, termasuk flora dan fauna

Motif kain batik dapat dikelompokkan menurut coraknya menjadi empat kelompok. Kelompok-kelompok corak batik yang ada di nusantara antara lain sebagai berikut.
Cabang seni rupa berdasarkan wujudnya dibedakan menjadi seni rupa  Seni Rupa Dua Dimensi Nusantara
  1. Motif ceplok atau ceplokan adalah motif-motif batik yang di dalamnya terdapat gambaran-gambaran bentuk lingkaran, roset, binatang dan variasinya. Batik yang memiliki corak persegi ceplok, misalnya ceplok mau beronto, ceplok satrio wibowo, ceplok gusti putri, sridento, dan ceplok pandan binetot.
  2. Motif Parang merupakan salah satu motif yang sangat terkenal dalam kelompok motif garis miring. Motif ini terdiri atas satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk garis-garis sejajar dengan sudut kemiringan 45ยบ. Motif batik berdasarkan corak garis miring parang misalnya, parang klithik, parang kusumo, parang rusak, parang barung, dan parang gondosuli.
  3. Ragam hias utama yang merupakan ciri motif semen adalah meru, suatu gubahan menyerupai gunung. Meru berasal dari nama gunung mahameru. Hakekat meru adalah lambang gunung atau tempat tumbuh-tumbuhan bertunas ( Jawa : semi ) hingga motif ini disebut semen. Semen berasal dari kata dasar semi. Ragam hias utama semen adalah Garuda, sawat, lar maupun mirong. Corak semen misalnya semen rante, semen rama, semen prabu, semen risang Bali, semen cuwisi, dan bondet.
  4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh pada perkembangan batik di Indonesia, yaitu dengan munculnya batik kreasi baru atau batik lukis. Corak kreasi baru merupakan motif-motif yang dijadikan ragam hias kain batik sehingga membentuk corak batik yang diberi nama tersendiri. Masing-masing corak batik merupakan simbol yang bermakna.

Batik diciptakan dari kreasi para seniman yang berjiwa seni tinggi. Di Indonesia, hampir setiap daerahnya punya berbagai macam motif, ciri khas, makna simboliknya dan juga teknik pembuatannya. Beberapa teknik yang digunakan dalam proses pembuatan batik antara lain sebagai berikut.
  1. Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting yang biasanya digunakan di Jawa. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola di kain mori. Ini membutuhkan ketelitian yang tinggi, dan keuletan seniman, tak heran batik tulis mahal. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
  2. Teknik celup ikat/jumputan merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna, ikatan dibuka sehingga bagian yang diikat tidak terkena warna. 
  3. Teknik printing dan cap menggunakan canting cap. Canting cap merupakan  pelat berisi gambar yang timbul.  Proses pembuatannya permukaan canting cap dicelupkan dalam cairan malam. Kemudian, dicapkan pada kain mori, dan akan meninggalkan motif. 
  4. Teknik colet merupakan teknik pewarnaan pola-pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain pada bidang pola yang ada dengan menggunakan kuas. Teknik colet ini sering disebut dengan teknik lukis.
  5. Prada adalah cara menghias yang menggunakan warna keemasan dalam bentuk lapisan. Pelapisan dilakukan dengan zat perekat cair. Secara garis besar teknik prada dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu prada cair dan prada tempel.

B. Kain Songket
Kain Songket adalah sebutan untuk kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang emas, perak atau warna di atas benang lungsin. Songket merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat di hampir seluruh penjuru Sumatera, mulai dari Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, hingga Riau. Pengrajin songket kebanyakan Wanita.

Bahan baku kain songket adalah beberapa jenis benang, seperti benang sutera atau benang kapas. Benang kapas diperoleh dari tanaman kapas sedangkan sutera dihasilkan dari ulat sutera. Serat dipilin menjadi benang dengan alat pintal berupa roda bulat dari kayu.

Benang putih biasanya dicelup dengan pewarna terlebih dahulu. Pewarna yang digunakan diperoleh dari bahan alam, warna merah dibuat dari kayu sepang dan mengkudu. Warna biru diperoleh dari indigo/nila. Untuk mendapatkan motif songket benang emas ditambahkan benang emasyang disisipkan sebagai benang tenun.

Motif Hias songket biasanya berbentuk geometris atau mengambil bentuk flora dan fauna, yang masing-masing mempuyai arti perlambangan yang baik. Misalnya, bunga cengkih, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan.  Beberapa motif yang ada dalam kain songket antara lain sebagai berikut.
  1. Motif Sogket tawur adalah kain songket dengan motif emasnya yang menyebar.
  2. Songket motif kakatua dan burung erak terdapat pada kain songket dari Rejang, Sulawesi Selatan, Donggala, dan Sulawesi Tengah.
  3. Motif songket ayam dan itik terdapat pada kain songket dari Payakumbuh dan Pande Sikek Sumatera Barat.
  4. Matif songket manusia, burung enggan, dan pohon kehidupan ditemukan pada kain songket yang berasal dari Kalimantan.
  5. Motif songket hewan banyak ditemukan pada kain songket yang berasal dari sumbawa.
  6. Kain sonket motif naga dan sayap burung garuda terdapat pada kain songket dari Palembang.
  7. Motif songket tepus adalah motif songket yang rapat dan berasal dari Palembang.
  8. Motif songket wayang terdapat pada kain songket dari Bali dan Lombok.
  9. Motif songket pucuk rebung biasanya terdapat pada tepi kain atau biasa disebut motif tumpal, segitiga, atau segitiga terputus.

Kain Songket Palembang pun ada jenis-jenisya, baik bahannya, maupun motifnya. Berikut beberapa jenis kain songket Palembang dan keterangannya:
Cabang seni rupa berdasarkan wujudnya dibedakan menjadi seni rupa  Seni Rupa Dua Dimensi Nusantara
  1. Songket Lepus. Songket Lepus memiliki ciri benang emasnya hampir menutupi seluruh bagian kain.
  2. Motif songket ayam dan itik terdapat pada kain songket dari Payakumbuh dan Pande Sikek Sumatera Barat.
  3. Matif songket manusia, burung enggan, dan pohon kehidupan ditemukan pada kain songket yang berasal dari Kalimantan.
  4. Motif songket hewan banyak ditemukan pada kain songket yang berasal dari sumbawa.
  5. Songket Tawur. Pada Songket Tawur memiliki motif yang tidak menutupi seluruh permukaan kain tetapi berkelompok dan menyebar.
  6. Songket Tretes. Songket Tretes motifnya biasanya terdapat pada kedua ujung pangkal kain dan pinggir-pinggir kain dan bagian tengah dibiarkan polos.
  7. Songket Bungo Pacik. Songket Bungo Pacik mempunyai motif yang terbuat dari benang kapas putih sehingga benang emasnya tidak terlihat banyak dan hanya sebagai selingan saja.
  8. Songket Limar. Songket Limar ditenun dengan corak ikat pakan. Motifnya berasal dari benang pakan yang diikat dan dicelup pewarna.
  9. Songket Kombinasi. Songket kombinasi adalah perpaduan dari jenis songket lainnya.
  10. Songket Lainnya. Adapula motif Songket Pucuk Rebung, Songket Bungo Manggis, Bungo Tanjung, Bungo Melati Songket Sorong dan lain-lain selain jenis yang dirinci di atas.
Motif songket Minangkabau umumnya berasal dari alam. Hal ini tidak lepas dari pepatah lama Minangkabau, alam takambang jadi guru. Ungkapan ini mengajarkan agar manusia belajar dari pertanda alam yang diciptakan Tuhan.

Pandai Sikek sudah identik dengan songket. Orang Pandai Sikek sendiri tidak menyebutnya songket tetapi tenun, sebab yang dimaksud adalah benang katun dan benang emas yang ditenun dengan tangan, di atas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain,
Cabang seni rupa berdasarkan wujudnya dibedakan menjadi seni rupa  Seni Rupa Dua Dimensi Nusantara
  1. Kalamai atau wajik adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung ketan, santan dan gula merah. Maknanya tanpa kerja keras dan hati-hati sesuatu tidak akan dapat dihasilkan dengan baik. Selain itu saik wajik atau kalamai sebagai lambang menghormati tamu.
  2. Pala (Palo bhs. Minang) dikenal sebagai bahan rempah-rempah yang banyak manfaatnya, baik untuk bumbu penyedap masakan maupun sebagai bahan dasar untuk obat-obatan. Motif ini memiliki makna simbolik untuk mendidik yaitu, adanya keinginan untuk saling berbagi menikmati keindahan, saling berbagi rasa senang. 
  3. Motif barantai  disebut, barantai  merah dan barantai  putih. Ini melambangkan persatuan yang tidak boleh putus-putus antara dua makhluk Tuhan Laki-laki dan wanita.

Kian tenun memiliki beberapa fungsi selain sebagai bahan pakaian. Kain tenun juga difungsikan pada kesenian, adat, dan agama. Hampir semua daerah yang ada di Indonesia memiliki seni tenun sendiri.

C. Kain Celup Ikat
Ikat celup (tie-dye) adalah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Di beberapa daerah di Indonesia, teknik ini dikenal dengan berbagai nama lain seperti pelangi atau cinde (Palembang), tritik atau jumputan (Jawa), serta sasarengan (Banjarmasin). Teknik ikat celup sering dipadukan dengan teknik lain seperti batik.

Kain celup ikat dibuat dengan cara menggambari kain dengan diikat menggunakan tali sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Teknik celup ikat berkembang dengan baik di daerah Yogyakarta. Berbagai produk kain pelangi yang dibuat dengan teknik celup ikat yang diterapkan pada benda pakai seperti ikat kepala, kemben, selendang, sampai pada kain upacara.

Menurut motifnya kain celup ikat dapat dibuat dengan dua cara yaitu dibuat dengan cara ikatan berisi dan motif pelangi.