Jumat, 24 April 2020

Contoh Memperbaiki Kalimat yang Kurang Tepat Menggunakan Kata Penghubung, Pelesapan, dan Kata Acuan dalam Teks Prosedur

Dalam teks prosedur, kalimat yang digunakan harus singkat jelas dan padat. Istilah lainnya, kalimat dalam teks prosedur harus efektif.  Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak bertele-tele. Karena dalam teks prosedur, yang terpenting adalah petunjuk sebisa mungkin bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca. 

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak menggunakan dua subjek atau objek, sehingga bisa menggunakan kata acuan (pengganti). Nah, kata acuan ini digunakan agar tidak terlalu panjang.

Pelesapan adalah penghilangan bagian kalimat yang sudah terwakili oleh salah satu bagian saja. Makna lain pelesapan adalah penghilangan. Jadi, bagian kalimat yang berupa kata atau gabungan kata (frasa) yang bisa dihilangkan tanpa mengubah makna, bisa dihilangkan agar kalimat perintah dalam teks prosedur bisa lebih ringkas dan efektif.

Kata penghubung diperlukan, untuk memperjelas maksud kalimat sehingga tidak tumpang tindih dengan petunjuk melakukan sesuatu yang lain. Misalnya penggunaan kata hubung kemudian menandakan bahwa tindakan atau hal yang dilakukan ketikan tahap pertama sudah selesai dilakukan. Sementara jika kata penghubungan yang digunakan adalah sementara itu, menandakan bahwa kalimat petunjuk dilakukan bersamaan dengan proses yang masih berlangsung.

Contoh penggunaan kata penghubung:

Panggang daging dalam oven, sementara itu siapkan sambalnya.
Potong daging kecil-kecil, setelah itu masukkan ke dalam tepung.

Dalam kalimat di atas, perbedaan sementara dan setelah itu sangat jelas. Dalam kalimat pertama digunakan kata penghubung sementara itu, artinya sambil daging dipanggang dalam oven kita siapkan sambalnya. Jadi prosesnya bersamaan. Dalam kalimat kedua, kata penghubung setelah itu, digunakan untuk menunjukkan proses selanjutnya. Tidak bisa dilakukan bersamaan.

Berikut ini contoh penerapan perbaikan kalimat yang tepat dan efektif dengan menggunakan kata penghubung, dengan melakukan pelesapan bagian kalimat, dan dengan menggunakan kata acuan.

Misalnya ada kalimat: 

1. Potong tempe berbentuk dadu.
2. Masukkan potongan  tempe yang berbentuk dadu  ke dalam tepung.
3. Goreng potongan tempe yang sudah dilumir tepung dalam minyak panas.

Kalimat di atas (kalimat 2 dan kalimat 3) tidak efektif karena bisa dipersingkat. Jika disunting (diedit) dengan menggunakan kata penghubung, pelespan, dan kata acuan petunjuk menggoreng tempe tersebut bisa lebih ringkas. 

Perbaikan dengan menggunakan Kata Penghubung dan Pelesapan.

1. potong tempe berbentuk dadu kemudian masukkan ke dalam adonan tepung.

Dalam contoh kalimat perbaikan di atas, kalimat 1 dan 2 pada contoh kalimat yang salah digabung menjadi satu kalimat. Penggabungan ini menggunakan kata penghubung kemudian. Dengan menggunakan kata penghubung itu, maka tidak perlu ditulis kembali objeknya (potongan tempe yang berbentuk dadu), sehingga langsung predikatnya (tindakannya). Sehingga lebih efektif. Pembaca juga tidak bingung memahami maknanya, tetap paham bahwa yang dimasukkan ke dalam tepung adalah tempe yang sudah dipotong berbentuk dadu.

Penggunaan kata acuan dalam perbaikan kalimat bisa digunakan untuk memperbaiki kalimat nomor 3. Tinggal gunakan kata acuan 'tersebut'. Sehingga perbaikan kalimatnya menjadi:

goreng tempe tersebut dalam minyak panas.

Penyebutan tempe tersebut merujuk pada potongan tempe yang sudah dilumuri tepung. Jika ditulis lengkap maka terlalu panjang, jika diganti dengan kata acuannya maka bisa lebih ringkas dan efektif.

Demikian penjelasan mengenai perbaikan kalimat menggunakan kata penghubung, kata acuan, dan pelesapan atau penghilangan bagian yang tidak perlu.